Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah mendapat fasilitas tambahan di sektor kesehatan setelah RSUD Barus diresmikan, Senin (19/5/2014). Dengan adanya RSUD Barus, Tapanuli Tengah saat ini memiliki dua rumah sakit yang diharapkan bisa mengurangi angka kematian karena melahirkan.
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini mengatakan daerah Tapanuli Tengah statusnya masih tertinggal di sektor kesehatan. Salah satu solusi di sektor ini yang perlu dibenahi adalah dengan menambah fasilitas rumah sakit serta menyediakan sumber daya manusia untuk tim medis.
"Ini jadi bentuk dukungan peningkatan pelayanan kesehatan di daerah ini yang masih tertinggal dan harus bangkit," ujar Helmi di sela-sela peresmian RSUD Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Senin (19/5).
Dia menambahkan kalau masalah kesehatan berdampak positif terhadap produktifitas masyarakat dalam aktivitas sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah. Targetnya pun jelas, menurut Helmi kalau Tapanuli Tengah mesti meninggalkan status tertinggalnya di sektor kesehatan. Politikus PKB ini pun membandingkan ketersediaan sumber daya manusia di sektor kesehatan antara Tapanuli Tengah dengan daerah di Pulau Jawa yang belum adil.
"Di Jawa mungkin satu dokter menangani 1000-1500 pasien. Tapi, di Tapanuli Tengah, satu dokter bisa melayani 5000 pasien. Padahal, standar kesehatan internasional itu satu dokter menangani 2500 pasien. Makanya kami juga kerjasama dengan Kementerian Kesehatan soal ini," sebutnya.
Adapun di tempat sama, Bupati Tapanuli Tengah Raja Bonaran Situmeang mengatakan RSUD Barus sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan akses kesehatan. Diakuinya karena masih status tertinggal, masyarakat di daerahnya yang sakit kronis kerap kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan.
Contohnya menurut dia, beberapa kali masyarakat dari kalangan anak-anak mengalami sakit parah yang mengancam kematian. Begitupun dengan angka kematian karena melahirkan yang diperkirakan hampir 8 - 10 jiwa setiap tahun di Tapanuli Tengah.
"Dulu jauh mau periksa atau cek. Sekarang sudah dibantu dengan penambahan rumah sakit. Makanya sekarang sudah ada poli anak, poli penyakit dalam ditambah bidan lebih banyak. Ini supaya bisa cepat direspon dan mengurangi angka kematian ibu-ibu," ujarnya.
RSUD Barus sendiri dibangun di atas lahan seluas dua hektar lebih yang merupakan hibah dari seorang warga setempat, Pippi Pasaribu. Pembangunan rumah sakit ada tiga tahap yaitu pertama pada 2013 lalu dengan pelaksanaan pembangunan dari anggaran Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Sumatera Utara dan APBD Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar Rp 8,8 miliar.
Kemudian tahap kedua untuk pengadaan fasilitas seperti Alkes dengan dana Rp 9 miliar. Untuk tahap ketiga ini, Pemkab Tapanuli Tengah masih menunggu kepastian realisasi besaran anggaran BKP Sumut (detikcom)